Postingan

Apa Saja Hak Seorang Pengarang?

Gambar
Naskah sudah selesai ditulis. Kerja keras sekian lama itu akhirnya berbuah: naskah siap untuk dikirim ke penerbit. Selamat. Sebelum menandatangani kontrak penerbitan, sebaiknya Anda sebagai pengarang mengetahui dengan baik apa saja hak Anda sebagai seorang pengarang pencipta sebuah karya. Menurut Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 28/2014), kepemilikan hak cipta atas suatu karya muncul secara otomatis dengan terciptanya karya tersebut. Pengarang sebagai pemilik hak cipta suatu karya memiliki  hak moral  dan  hak ekonomi  atas ciptaannya. Hak moral  melekat secara abadi pada diri pengarang: hak untuk mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya sebagai pencipta karya tersebut, untuk menggunakan nama samaran, untuk mengubah isi, judul, anak judul ciptaan. Jadi, orang tidak boleh seenaknya mengganti nama pencipta suatu karya, mengubah judul atau isinya tanpa izin. Hak moral tidak dapat dialihkan kepada orang lain selama pencipta masih hidup, tetapi dapat dialihkan melalui

The Human Story (James C. Davis)

Gambar
Buku yang mampu merangkum jutaan tahun sejarah dunia dalam kurang dari 500 halaman  adalah buku yang mengagumkan. Penulisnya tentu punya kemampuan luar biasa untuk memilih dan memilah cerita dan fakta penting dalam perjalanan umat manusia. Latar belakang dan bias pribadi pasti akan turut mewarnai pilihan itu. Tapi dia harus mampu menjaga keseimbangan antara objektivitas dan generalisasi, sambil tetap meramunya secara menarik agar pembaca betah mengikuti sampai akhir. The Human Story karya James C. Davis, profesor sejarah dari Universitas Pennsylvania, ini berhasil melakukan hal itu dengan baik.  Dari kalimat pembuka bab pertama, kita tahu bahwa penulis buku ini merangkul sepenuhnya teori evolusi manusia. Dia mengambil titik awal kisahnya dari manusia jenis Homo erectus mulai menghuni planet, sebelum kita manusia jenis Homo sapiens kemudian muncul untuk menggantikan. Ini berbeda dengan, misalnya, Julian Barnes ( History of the World in 10 1/2 Chapters ) yang memulai novel

Gypsies (Josef Koudelka)

Gambar
Buku ini menampilkan foto-foto yang diambil Josef Koudelka antara 1962-1971 di tanah kelahirannya Czechoslovakia dan di pedesaan Romania, Hungaria, Prancis dan Spanyol. Subjek utamanya adalah orang-orang Gypsi Romani. Disebut sebagai adikarya fotografer terhebat abad ini, perlu waktu lama bagi saya untuk "berani" menulis ulasannya di sini. Jadi agak naif untuk mengklaim ulasan ini memberi analisis mendalam atas karya tersebut. Ini sekadar apresiasi personal seorang pembelajar. ^_^ Yang menarik tentang kaum Gypsi Roma bagi Koudelka adalah gaya hidup mereka yang nomadik, wajah mereka yang dramatik. Dia juga tertarik pada musik dan budaya orang Gypsi. Setiap musim panas sepanjang hampir sepuluh tahun tersebut, Koudelka mendatangi mereka, hidup di tengah mereka, berbaur dan menjadi bagian dari komunitas ini. Gypsies dibuka dengan menampilkan foto seorang pria sedang bersandar di dinding luar sebuah bangunan. Posenya terbaca seolah sedang mempersilakan seorang yang tak d