hari ini untuk pertama kalinya saya bisa keluar tanpa jaket. langit cerah, suhu berkisar delapan belas, tapi merasakan hangatnya saya kira mencapai dua puluh. sakura mekar di mana-mana. meskipun hujan turun seharian dua hari yang lalu, banyak pohon yang masih rimbun. saya hampir khawatir kalau-kalau sudah lewat kesempatan untuk memotret sakura tahun ini. ini gara-gara ketika melewati sen-gawa di depan koganei koen, saya melihat pohon-pohon tandus tak berbunga. apakah bunganya sudah gugur atau memang ini jenis pohon yang tidak berbunga sehingga yang terlihat hanya tunas-tunas daun muda yang masih kecoklatan.

masuk ke dalam koen, saya menyaksikan lagi keajaiban itu. sakura melambai-lambai ditiup angin di dahan-dahan yang menjulur menyapa orang-orang ramai yang piknik di bawahnya. rupanya belum lewat kesempatan itu. meski ini hari senin, dan hari pertama masuk sekolah, orang-orang ramai ber-hanami. antrean panjang di tempat jual makanan dan petugas sampah sibuk membereskan sisa koganei matsuri kemarin.

saya pernah bilang bahwa tahun ini menyaksikan sakura rasanya tidak lagi setakjub tahun lalu. saya harus menyangkal ini. berada di bawah rerimbunan kelopak merah muda itu, saya tak bisa mengelakkan keindahannya. rasanya mata tak ingin lepas dari memandanginya. saya harus melepas topi agar tidak kehilangan panorama yang tertangkap oleh seluruh jangkauan pandangan saya, ke atas, ke kiri dan ke kanan. berapa kali pun melihatnya tetap memukau, kata seorang bapak tua kepada istrnya. mereka berdua menenteng kamera besar dengan tripod. fotografer dan pelukis kembali berduyun-duyun mengabadikan lagi panorama ini. tidak berbeda dengan tahun lalu, memang. tapi gambar yang terekam tahun lalu terasa tak lagi cukup. menyaksikan sakura dengan mata sendiri tidak sama dengan menyaksikannya lewat gambar dan foto yang terbagus sekalipun.

orang-orang tua di kursi roda dibawa hadir ke tengah keluarga-keluarga muda dengan anak-anak kecil yang berlarian main bola dan badminton bersama ibu bapak atau kakek dan neneknya. hanya gembira dan bahagia yang terpancar dari wajah mereka. sakura mekar membawa kegembiraan yang menyapu seluruh negeri ini. sejenak orang boleh lupa dengan perang irak dan virus sars.

hari ini saya mendapat kejutan yang tak ada duanya. ada email dari afsah. saya terlambat sehari membuka email itu karena saya hanya sesekali membuka hotmail. tapi bayang-bayang perasaan disapa oleh afsah telah menghampiri saya kemarin. saya teringat kawan lama itu seakan-akan saya hendak bertemu dia di jalan beberapa saat lagi. saya kira firasat itulah yang mendorong saya membuka hotmail pagi ini. saya berdebar-debar ketika membaca email itu. mata saya tidak bisa membacanya secara urut pada kesempatan pertama. saya melompati banyak kalimat, hanya ingin merasakan kehadiran sapaan itu secara penuh. belum lagi saya mencermati satu per satu isinya saya langsung membalasnya. isi balasan saya bernada gembira. lima atau enam tahun lebih kami tidak berjumpa setelah persahabatan yang berlangsung dari tahun 89 hingga 96 atau 97 ketika dia menikah dan pindah ke samarinda. sahabat lama adalah harta yang abadi.

Komentar

Populer

"Memento Vivere"

Pesan dari Capernaum

Pidi Baiq dan Karya-karyanya