Saya seperti menunggu momentum. Saya tidak yakin apakah saya akan kembali meraih semangat untuk mencoba menulis lagi. Saya membaca entri yang saya buat bulan Agustus tahun lalu. Di situ saya bicara dengan nada yang persis sama dengan bulan lalu tentang kebuntuan saya. Pada saat itu saya membuat ultimatum bahwa itu mestilah yang terakhir karena jalan keluar saya dapatkan bukan dengan bicara tentang kebuntuan tapi dengan latihan. Saya ternyata tidak bisa mendisiplinkan diri, saya jatuh di kubangan yang sama enam bulan kemudian.

Ketika seorang pejabat militer Amerika di Qatar dalam wawancara dgn NHK menyebut bahwa pemerintahan Irak memanfaatkan rakyat sipil sebagai tameng, dalam hati saya berkata mereka melakukan itu untuk membela diri sendiri tanpa instruksi dari atas. Bom bunuh diri memang tampak seperti usaha seorang yang sudah putus asa, tapi bagi pihak yang terjepit dan dizalimi itu adalah sebuah tindakan heroik. Saya pikir penjelasan Amerika itu dibuat untuk mempengaruhi kelompok antiperang, dengan membentuk persepsi bahwa pemerintahan Irak itu jahat terhadap rakyatnya sendiri.

Komentar

Populer

"Memento Vivere"

Pidi Baiq dan Karya-karyanya

Pemberontakan seorang "Freelance Monotheist"