Postingan

[Photoblog] Cerita Lain dari Ubud

Gambar
Pada 7-9 Oktober 2011, saya berkesempatan berkunjung ke Ubud untuk mengikuti Ubud Writers and Readers Festival, kegiatan sastra setahun sekali yang menghadirkan penulis dari berbagai negara untuk bertemu dan berbagi pengalaman dengan pembaca. Di sini, para penulis menikmati "momen selebritas", karya mereka diapreasiasi, pembicaraan mereka disimak dengan antusias, tanda tangan mereka dicari, dan kehadiran mereka dinantikan oleh rombongan fans. Di antara para  penulis yang hadir tahun ini adalah Agustinus Wibowo, Izzeldin Abuelaish, Tariq Ali Alexander McCall Smith, Alice Sebold, Alberto Manquel, DBC Pierre, Paul Kelly, Professor Tim Flannery, Alex Miller, Dr Izzeldin Abuelaish, Andrea Hirata, Tariq Ali, Glen David Gold, Trinity (the naked traveler), Benjamin Law, Putu Wijaya, Juan Gabriel Vasquez, Corinne Grant, Peta Mathias dan the Cambodian Space Project. Saya dan teman-teman menginap di Yulia's Inn. Saat baru tiba di penginapan yang terletak di jalan Monkey Forest i

Buah Tangan dari UWRF 2011

7 Oktober  Junot Diaz urung ke Ubud. Demikian kabar yang saya dapat dari panitia di ticketbox UWRF saat pertama tiba di lokasi. Sejenak saya tertegun, seolah semua rencana buyar lantaran berita itu. Memang, saya datang ke Ubud pada hari ketiga pelaksanaan UWRF tahun ini dengan jadwal utama menghadiri program yang menampilkan penulis Amerika asal Dominika itu. Edisi Indonesia bukunya yang memenangi hadiah Pulitzer untuk Fiksi pada 2008, A Brief Wondrous Life of Oscar Wao , baru saja diterbitkan Mizan untuk mengejar momen kehadirannya di festival tahunan ini. Sayangnya, Diaz mengalami sakit punggung pada menit-menit terakhir sebelum keberangkatan. Pembatalan kunjungannya memang sangat tiba-tiba. Tapi tak mengapa. Ada puluhan program lain dalam rangkaian acara UWRF untuk menggantikannya. Maka, siang itu saya bersama dua orang teman memilih ikut workshop literary criticism yang dipandu Rebecca Starford, seorang kritikus sastra Australia. Pesertanya sepuluh orang, lima dari Australia, l

Bookselling Sometimes 'More Like Therapy Than Retail'

Bookselling Sometimes 'More Like Therapy Than Retail' : "- Sent using Google Toolbar"

Memperkenalkan "Eye of the World"

Gambar
Di negeri novel-novel fantasi, ada beberapa pesohor, yaitu serial-serial ternama buah karya para penulis yang diagungkan sebagai pendongeng yang amat dicinta pembacanya. Serial fantasi epik The Wheel of Time (WoT) karya Robert Jordan adalah salah satu yang terpenting dan terlaris dalam sejarah penerbitan novel fantasi. Buku yang pertama kali dirilis pada 1990 ini telah terbit sebanyak dua belas jilid dan, setelah penulisnya wafat pada 2007, penulisan dua jilid terakhirnya dilanjutkan oleh Brandon Sanderson, pendiri kelompok penggemar (fan base) Robert Jordan. Serial yang disebut sebagai yang terbaik dalam genre fantasi ini memuat unsur-unsur mitologi Eropa dan Asia, konsep-konsep keseimbangan dan dualitas dalam Hindu-Buddha, dan terilhami oleh War and Peace karya Leo Tolstoy. Serial The Wheel of Time terkenal dengan dunia imajinernya yang terperinci dan luas, sistem magisnya yang dikembangkan dengan amat teliti serta tokoh-tokoh ceritanya yang banyak. Delapan dari dua belas buku

Passion dan Profit

Gambar
Wow, itulah yang terucap saat saya melihat paket dari Amazon di meja pagi ini. Saya mendapat satu lagi buku Delivering Happiness! Kali ini edisi hardcover, setelah pada akhir Mei lalu mendapat dua buku yang sama edisi advance reading copy sebagai blogger yang lolos seleksi untuk mendapatkan buku gratis dari situs promosi buku ini . Wah, ujar saya dalam hati, Tony Hsieh benar-benar menjalankan apa yang dikatakannya, memberikan layanan konsumen yang “WOW”. Buku itu saya terima kurang dari dua minggu setelah peluncurannya pada 7 Juni 2010. Nama Tony Hsieh barangkali tidak terlalu dikenal di sini, demikian pula toko sepatu online yang dikelolanya dari markas yang berlokasi di Las Vegas, zappos.com. Tapi dia adalah salah satu wirausahawan dotcom paling sukses abad ini, pertama sebagai pendiri portal periklanan online LinkExchange yang diakuisisi Microsoft pada 1998 dan sekarang sebagai CEO Zappos. Melalui buku yang ditulisnya setelah Zappos diakuisisi Amazon senilai $1,2 miliar pada Novem

9 dari Nadira

Gambar
Nadira mungkin bukan sosok yang sulit dijumpai di tengah-tengah kita. Seorang wanita yang "sejak kematian ibunya memandang segala sesuatu di mukanya tanpa warna." Baginya semua tampak kusam dan kelabu, namun kisahnya menjadi rangkaian sembilan cerpen yang hidup di tangan Leila S Chudori. Telah berbilang dua puluh tahun sejak kumpulan cerpen pertamanya Malam Terakhir (Pustaka Utama Grafiti, 1989), Oktober tahun lalu Leila menghadirkan kumpulan cerpennya yang kedua 9 dari Nadira (KPG, 2009). Sesuai judulnya, ada sembilan cerpen yang terangkum di dalam buku ini, berkisah seputar kehidupan tokoh utamanya Nadira, seorang wartawati sebuah majalah mingguan di Jakarta. Cerpen-cerpen ini tidak tampil sebagai fragmen-fragmen lepas, melainkan saling terkait satu sama lain dengan gaya penceritaan yang realis. Semuanya menyangkut Nadira meski diceritakan dengan tokoh sudut pandang yang berganti-gant. Masing-masing cerita tetap mempertahankan ciri sebagai cerita pendek sekaligus ‘berc