Postingan

Hidup Susah Akibat Pernikahan Dini

Gambar
Hari minggu, cuaca panas di atas 30 derajat, di Curug Batu Templek, Cimenyan, Ibu Nengsih (25 tahun) bersama 2 anaknya, Desi (10 tahun), kelas 4 SD dan Gunawan (6 tahun), berteduh di bawah pohon, menghindari terik matahari. Ibu Nengsih baru beres menyabit ilalang untuk kebutuhan acara Saba Desa yang akan diadakan oleh Odesa pada 30 September 2018 di Tebing Cosmo, Pasir Impun.  Ibu Nengsih sudah dua bulan ditinggal pergi suaminya dengan status tidak jelas. Dia harus menghidupi kedua anaknya. Usaha sehari-hari Ibu Nengsih mengarit rumput dengan upah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebenarnya sudah 7 tahun Ibu Nengsih membanting tulang, sementara suaminya tidak bekerja.  Saat ini, Ibu Nengsih tinggal bersama kedua anaknya di Cikored. Anak pertamanya, Desi, pergi dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, menempuh jarak kurang lebih 2 kilometer.  Ibu Nengsih adalah korban pernikahan dini. Dia dikawinkan oleh orangtuanya pada saat dia berusia 14 tahun. Ada ketakutan bahwa jik

Satu Hari di Palermo

Gambar
Mendung seharian di Palermo ketika kami mengunjunginya. Padahal kami di sana hanya sehari. Musim dingin belum benar-benar selesai dan musim semi masih belum datang di penghujung bulan Maret itu. Jadi Palermo saya adalah dingin, basah, kelabu. Keluar pagi-pagi setelah subuh dalam hujan gerimis. Berjalan kaki dari hotel, pertama-tama ke Church of San Cataldo. Gereja berkubah merah di pagi basah yang masih gelap. Di pojok jalan ada deretan delman menunggu, kudanya dilindungi mantel plastik. Beberapa pesepeda dan pejalan kaki melintas. Jarang terlihat kendaraan bermotor. Menyusuri jalan itu, bertemu dengan Palazzo Pretorio, kantor walikota Palermo, dengan patung-patung seukuran manusia mengelilingi airmancur ikonik yang terkenal Fontana Pretoria di halamannya. Perempatan yang tak jauh setelah Balai Kota ini dikenal sebagai Quattro Canti, di keempat pojok jalannya terdapat empat pancuran simetrik. Belok kiri dari Via Maqueda, ternyata adalah jalan yang melintas di depan Cattedrale di

Perpustakaan

Gambar
Perpustakaan Erasmus Huis, Jakarta. 23 September 2017 BERKUNJUNG ke perpustakaan adalah sebuah kegiatan yang gemar saya lakukan bersama anak saya sejak dia berusia satu tahun. Dia senang bermain dengan buku, membolak-balik halamannya yang penuh gambar berwarna atau sekadar menggigit-gigit kertasnya yang tebal. Ketika kami tinggal di Koganei, Tokyo, lokasi perpustakaan itu  dapat ditempuh dengan lima belas menit bersepeda dari rumah. Setibanya di sana saya biasanya langsung naik ke lantai dua yang dikhususkan untuk anak-anak, tanpa keharusan menitipkan tas di pintu masuk. Di lantai dua itu terdapat panggung kayu setinggi kira-kira dua puluh centimeter untuk tempat bermain dan membacakan buku bagi anak-anak balita. Panggung seluas empat meter persegi itu terletak di salah satu pojok ruangan. Sepanjang dua sisi panggung yang menempel ke dinding berjejer rak pendek penuh buku cerita bergambar. Di depannya terdapat beberapa kotak kayu berisi buku-buku untuk anak di atas satu tahun, sepert

Spice Souk di Hari Bendera

Gambar
Spice Souk adalah pasar tradisional yang berlokasi di wilayah Deira, sebelah timur kota Dubai. Sesuai namanya, salah satu pasar tertua di Dubai ini menjual bermacam-macam rempah dan herbal yang banyak digunakan dalam masakan Arab dan Asia selatan, minyak wangi,  barang kerajinan, tekstil dan suvenir.  Tempat yang sangat fotogenik. Di depan dan di dalam toko rapi berjejer karung-karung plastik berisi tumpukan warna-warni biji pala, safron, kayu manis, pistachio, kacang-kacangan. Kosakata saya terbatas untuk menyebut semua jenis rempah yang tersedia di sini. Bahkan beberapa di antaranya bisa jadi baru untuk pertama kali saya lihat. Hari itu, 2 November 2017, pasar penuh hiasan bendera berwarna hijau, merah, putih dan hitam, karena saya berkunjung tepat sehari menjelang Hari Bendera Uni Emirat Arab. Sejak 2004, tanggal 3 November diperingati sebagai UAE Flag Day untuk menghormati perjuangan dua bersaudara pendiri negara itu, Syekh Zayed dan Syekh Rashid.

Serba Mega(h) di Dubai

Gambar
Semua serba diupayakan menjadi yang terhebat di dunia di negeri ini. Dubai, UEA. Negeri teluk yang kaya ini ingin menunjukkan kemampuannya menyediakan segala puncak pencapaian manusia di  segala bidang: arsitektur, teknologi, hiburan, pengalaman kuliner belanja. Jumeirah, Burj Al-Arab, The Dubai Mall, Burj Al-Khalifa adalah tempat-tempat untuk melihat pembuktian ambisi itu.  Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Burj Khalifa, gedung pencakar langit di Dubai,  yang diresmikan pada 4 Januari 2010. Ketinggian mencapai 828 meter. The Dubai Mall, pusat perbelanjaan yang luasnya setara 50 kali lapangan sepak bola.  Dubai Aquarium and Underwater Zoo di dalam The Dubai Mall Dubai Fountain, airmancur yang menyemprotkan air hingga setinggi 150 meter ke udara, dan dikoreografi untuk menari mengikuti irama musik.   Pengunjung di dalam The Dubai Mall

Sharjah Book Fair 2017

Gambar
Sharjah Expo Center Sharjah tampaknya bakal menjadi kota penting dalam industri perbukuan dunia. Bertepatan dengan perhelatan pameran buku internasional ke-36 di kota ini pada akhir Oktober lalu, pemerintah kota Sharjah secara resmi meluncurkan Sharjah Publishing City (SPC), sebuah kompleks perkantoran yang berambisi menjadi destinasi bisnis buku global. SPC disiapkan untuk menjadi tempat beroperasinya 500 perusahaan penerbitan dari seluruh dunia, dengan kapasitas mencetak satu juta buku sehari. Penerbit-penerbit dari berbagai negara diajak memanfaatkan fasilitas zona bebas pajak dan akses strategis ke pasar Timur Tengah, Afrika dan Asia dengan berkantor di sana. Kota terbesar ketiga di Uni Emirat Arab ini sedang berupaya untuk menjadi “ibukota budaya Islam” dan “pusat budaya dunia Arab”. Ini tampak dari dukungan luar biasa pemerintahnya pada penyebaran budaya baca dan literasi. Melalui program “ Knowledge without Borders ”, pemerintah Sharjah telah menyedikaan perpustakaan mini