Postingan

Garis Batas dan Titik Temu

Gambar
Langit, bumi. Ombak, pasir. Siang, malam.  Pantai adalah titik temu, sekaligus garis batas. Karena itu ia selalu dirindu. Kusesali jika di garis batas ini Orang kehilangan nyali Untuk ikuti petunjuk dari hati Lalu biarkan dirinya hanyut Dalam pusaran arus  Lupa pada tujuan asali Asalkan dapat validasi

Berjalan di Hutan

Gambar
Pikiran kita sering terpaku pada apa-apa yang mengganggu. Bergumul dengan khawatir dan prasangka. Tenggelam dalam lorong gelap pikiran kita. Hilang kontak dengan sisi diri kita yang lebih terang. Saat berjalan di dalam hutan, kita terpukau melihat indahnya cahaya di antara pepohonan; sinar matahari lembut tersaring oleh dahan dan dedaunan. Kita mulai memperhatikan detail: monyet-monyet bergantungan di batang pohon, burung berlompatan di dahan. Kita mulai melihat bentuk dan warna daun yang berbeda, ada yang runcing, bulat, lebar, sempit, hijau gelap atau agak merah. Kita jeda sejenak untuk melihat tanaman yang merambat di tanah—menyingkirkan dahan-dahan patah, buah-buah pinus, dan tumpukan daun kering, menemukan kumbang, cacing, ulat dan siput. Saat kita mulai menaruh perhatian, alam seperti tersibak di hadapan kita. Lihat, seekor semut sedang memulai petualangan meniti ranting; putik di sebatang pohon sedang melalui proses menjadi bunga; seekor kupu-kupu sedang mengembangkan sa

Beragama dengan Santai: Mimbar Selasar 2019

Gambar
Mimbar Selasar semalam penuh. Ada anak-anak muda, para mahasiswa, orang-orang tua, para suster dan ibu-bapak dari lingkaran pertemanan seniman elite Bandung. Semua antusias ingin menyimak dua perempuan cerdas Sakdiyah Ma’ruf dan Yenny Wahid. Pusing dan masuk angin yang mengganggu saya dalam perjalanan menuju Selasar Sunaryo perlahan larut dalam tawa saat mendengarkan penuturan stand-up comedian Sakdiyah Ma’ruf. Humornya getir mengajak kita mengkritisi dan menertawakan diri sendiri. Dia melempar humor tentang sikap beragama yang makin mengeras belakangan ini terutama di kelompok anak muda, tentang   kehidupan kelompok kaum muslim ekstrem yang intoleran dan tentang isu-isu perempuan. Datang dari latar belakang keluarga keturunan Arab, kritiknya tentang tradisi di kalangannya sendiri pun tak kalah sengit. Hadirin tergelak dan terangguk-angguk, humornya membuat kritik lebih mudah diterima dan membukakan mata. M elalui humor banyak pesan yang bisa disampaikan jauh lebih efekt

Pirous

Gambar
Pertengahan tahun 2016, bersama teman-teman kantor, saya berkesempatan berkunjung ke rumah A.D. Pirous di kawasan Dago. Di antara pembicaraan yang berkesan dari beliau saat itu adalah ujaran yang saya lekatkan pada potret di bawah. Maksud dari ujaran terkutip itu adalah: jangan berhenti berkarya walaupun usia telah beranjak tua. Bukti nyatanya adalah beliau sendiri. Di usia 88 tahun, AD Pirous tetap produktif berkarya dan berpameran. Terus berkarya juga menjadikan Pak Pirous tampak sehat dan tidak pikun. Otak yang aktif akan menguatkan badan. Sangat menginspirasi.

Cikored

Gambar
Jalan menuju Desa Cikored, melewati Curug Batu Templek Hari ini, Minggu 27 Januari 2019, pertama kali saya ikut mengajar di Cikored untuk kelas menulis anak-anak yang dikelola Yayasan Odesa. Lokasi baru ini letaknya jauh tersembunyi di lekukan bukit. Jalan menuju ke sana panjang berliku, naik turun curam dan terjal. Kegiatan belajar dilaksanakan di sebuah rumah kecil yang di halamannya ada kandang kambing, ayam dan kelinci, menghadap ke lembah yang ditanami sayur-mayur. Kelas hari itu dihadiri oleh delapan anak dengan rentang usia kelas 1 hingga kelas 6 SD. Biasanya jumlah peserta di kelas minggu yang baru dibuka pada Desember 2018 ini diikuti hingga dua puluh anak. Namun setiap kali pertemuan jumlahnya selalu bervariasi. Ada yang tidak datang karena alasan jarak yang jauh, ada kegiatan lain, harus membantu orangtua, sudah datang tapi pergi lagi. Dan bermacam alasan lainnya. Hari itu anak-anak belajar untuk membuat kalimat berima. Mereka bermain mencari kosakata yang memi

Hati Ibu, Sekolah bagi Anak

Gambar
  "Hati seorang ibu adalah sekolah bagi anaknya." (Henry Ward Beecher)  Kamis minggu lalu, Mahkamah Konstitusi memberi kado istimewa untuk Hari Ibu. Setelah diperjuangkan selama tiga tahun oleh berbagai lembaga, akhirnya MK mengabulkan gugatan uji materi Pasal 7 ayat 1 UU No. 1/1974 tentang Perkawinan. MK memutuskan batas usia 16 tahun bagi anak perempuan untuk diperbolehkan menikah seperti yang diatur dalam pasal itu, sebagai inkonstitusional. DPR diperintahkan untuk merevisi aturan itu paling lambat dalam tiga tahun sejak keputusan dikeluarkan.  Putusan hakim konstitusi ini adalah langkah baik untuk menekan angka pernikahan anak di Indonesia. Data UNICEF menyebutkan  pada 2017 Indonesia menduduki peringkat ke-7 dalam daftar negara dengan perkawinan anak terbanyak di dunia. Sementara Biro Pusat Statistik pada 2017 menunjukkan 25,7 persen perempuan Indonesia yang berumur 20-24 tahun menikah pertama kali saat berusia di bawah 18 tahun.  Ini terjadi merata di